HAFIDZ QURAN ITU BERNAMA NURUL FAHMI
Sungguh, Allah Tidak Pernah Keliru Menunjuk TentaraNya
Hari ini saya bersama teman saya berkunjung ke rumah orangtua dan istri
Bang Nurul Fahmi (NF) untuk sekedar memberi dukungan moril. Masya
Allah, betapa saya berkali-kali merinding mendengar cerita sang ibu dan
istrinya.
Ya, sebagaimana
penuturan kuasa hukum Bang Fahmi, Kamil Pasha, bahwa memang benar
bendara merah putih yang bertuliskan kalimat tauhid itu telah dibawanya
dalam setiap aksi Bela islam.
Dan pada senin (16 Jan) pun
bendara ini dia bawa ketika longmarch al-azhar ke mabes polri. Sang Ibu
menuturkan bahwa bang fahmi bercerita kalau sepulang longmarch dia
merasa ada orang-orang yang memotonya. Tapi dia tak berpikir
macam-macam.
Keesokan harinya, mulailah sosmed dihebohkan oleh
berita bahwa kapolri akan mengusut pelecehan bendera merah putih yang
dituliskan bahasa arab.
Bang Fahmi pun kaget. Sebab dia
benar-benar baru tahu bahwa ada pasal terkait dengan hal itu. Dia murni
melakukan hal itu karena ketidaktahuannya dengan pasal tersebut.
Ini jelas wajar, sebab kita bukan pertama kali melihat ada bendera
merah putih digambar dan ditulis, bukan? Telah begitu banyak bendera
merah putih yang diukirkan gambar dan tulisan oleh berbagai oknum dan
itu tidak pernah dipermasalahkan apalagi sampai dipolisikan.
Kalau lah memang menulisi bendera adalah bentuk kriminal tentu bang
Fahmi bukan orang pertama yang ditangkap. Maka ini jelas sekali ada
bentuk ketidakadilan aparat kepolisian terhadap umat islam.
Kemudian Bang Fahmi pun mengabari Ibunya tentang berita tersebut dan
menghubungkannya dengan peristiwa sepulang longmarch saat dia merasa ada
orang-orang yang memoto dirinya.
Wallahi, pernyataan Ibunya
inilah yang membuat saya benar-benar terharu sekaligus merinding, "kamu
harus tegar. Kita ada di jalan yang benar. Orang hebat memang harus ada
ujiannya. Semangat!" Demikian kata sang Ibu saat mendapati berita
pengusutan itu.
Ya Robb...
Pada hari kamis, Bang fahmi
mendapat panggilan kerja di sekolah alam sebagai guru tahfidz dan
rencananya akan aktif mengajar senin besok. Ba'da itu, Bang Fahmi
konsultasi kepada Ust. Munawir terkait berita tersebut. Ust. Munawir pun
menyarankan agar dia meminta bantuan kepada LBH Munarman.
Bang
Fahmi baru berencana akan kesana esok pagi (jumat). Dan kamis sore itu
ia memutuskan untuk menginap di rumah kakaknya di Cilandak. Saat itu dia
mulai merasa bahwa ada orang-orang yang mengikutinya. Tapi dia tetap
tenang.
Dini hari, pukul 01.00 polisi datang menggerebek rumah
itu dan menangkap bang Fahmi. Dari penuturan sang Ibu jumlah polisi itu
23 orang. "Mereka menangkap anak saya seperti menangkap seorang gembong
narkoba". Dari Cilandak itu, para polisi pun datang ke kediaman orangtua
Bang Fahmi di Tanah 80 untuk mencari barang bukti.
Demikian
sampai saat ini Bang Fahmi masih ditahan. Tapi masya Allah betapa indah
persaudaraan dalam islam, sang Ibu menuturkan begitu banyak pengacara
yang menawarkan bantuan sukarela untuk membebaskan Bang Fahmi.
Sekitar 20 orang. Sampai akhirnya dibuatlah sebuah Tim. Doakan ya saudara sekalian, semoga bang Fahmi cepat dibebaskan.
Saat hendak berpamit pulang, sang Ibu mengantar kami menuju kediaman
mertua bang Fahmi, tempat sementara dimana Istri dan anak Bang fahmi
yang baru lahir tinggal.
Ya, 8 Januari lalu, Hafidza Nur Qaila,
baru saja dilahirkan. Saat pertama melihatnya, mata saya tertuju pada
sebuah Al-Qur'an yang terletak tepat di atas kepala Dede Hafidza.
"Biasanya, abinya mengajikan dia setiap pagi sebelum berangkat kerja."
Cerita sang Istri. Mungkin dia melihat kemana arah mata saya memandang.
Allah... betapa terharunya saya. Wahai Nak, kamu pasti rindu kan
mendengar tilawah abimu? Bersabar sebentar ya sayang, Abimu sedang
berjuang melawan ketidakadilan!
Mendengar berbagai tutur kata
sang istri tentang suaminya, saya menarik satu kesimpulan. "Wahai Allah,
kini saya tahu mengapa Engkau memilihnya!"
Ternyata Bang Fahmi telah merampungkan program tahfidz Qur'an di Masjid Qiblatain, Arab Saudi.
Ya, dia seorang hafidz Qur'an. Dadanya penuh dengan ayat-ayat Allah.
Pantas, sangat pantas jika dia marah ketika seorang Ahok menghina ayat
suciNya. Pantas jika dia kemudian tidak pernah absen sekali pun dalam
aksi-aksi Bela islam ini. Karena dia memang mencintai Al-Qur'an.
Mencintai Islam. Dia sedang menunjukkan keberpihakannya. Dan Allah
menguji cintanya... Apa dia menyerah? Tentu tidak. Saat ditanya kuasa
hukumnya apakah dia kapok? Jawabannya, "TIDAK." Dan dia menghadapi ini
semua dengan tenang.
Sampai Pak Polisi heran dan berkomentar...
"kok tenang banget sih." Wahai Pak Polisi, bagaimana ia bisa gelisah
sementara hatinya penuh dengan Al-Qur'an? Sementara jiwanya sarat dengan
cinta pada Allah? Kau mungkin bisa memenjarakan fisiknya, tapi tidak
dengan semangatnya! tidak dengan cintanya! Sungguh kasus yang menimpanya
justru semakin meningkatkan pendirian kami (umat islam) bahwa kami akan
tetap memperjuangkan keadilan. Bahwa keadilan ini adalah HAK kami yang
telah kalian rampas dan campakkan!
Jangan takut, wahai umat
islam. Ini kutitipkan foto bayi mungil yang tetap bisa tertawa meski
ayahnya kini ada dibalik jeruji penjara.
No comments:
Post a Comment