SEBELUM ANDA INGIN MENAFSIRKAN AL QUR'AN,KUASAI DULU 15 BIDANG ILMU BERIKUT INI :
1. Ilmu Lughat (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata
al Quran. Mujahid rah.a. berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang ayat-ayat al
Quran tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang lughat
tidaklah cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti.
Jika mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu
mempunyai arti dan maksud yang berbeda.
.
2. Ilmu Nahwu (tata
bahasa), Sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja I’rab
(bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti perkataan itu. Sedangkan
pengetahuan tentang I’rab hanya didapat dalam ilmu Nahwu.
.
3.
Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata), Mengetahui Ilmu sharaf sangat
penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah
maknanya. Ibnu Faris berkata, “Jika seseorang tidak mempunyai ilmu
sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir,
Syaikh Zamakhsyari rah.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan
ayat al Quran yang berbunyi:
“(Ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) kami panggil setiap umat dengan pemimpinya. “(Qs. Al Isra [17]:71)
Karena ketidaktahuannya tentang ilmu sharaf, ia menerjemahkan ayat itu
seperti ini:“pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu mereka.”
Ia mengira bahwa kata ‘imaam’ (pemimpin) yang merupakan bentuk mufrad
(tunggal) adalah bentuk jamak dari kata ‘um’ (ibu). Jika ia memahami
ilmu sharaf, tidak mungkin akan mengartikan ‘imaam’ sebagai ibu-ibu.
.
4. Imu Isytiqaq (akar kata, Mengetahui ilmu isytiqaq sangatlah penting.
Dengan ilmu ini dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang
berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata
‘masih’ berasal dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau
menggerakkan tangan yang basah ke atas suatu benda, atau juga berasal
dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
.
5. Ilmu Ma’ani, Ilmu
ini sangat penting di ketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat
dapat di ketahui dengan melihat maknanya.
.
6. Ilmu Bayaan,
Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang tersembunyi,
juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
.
7. Ilmu Badi’,
yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di
atas juga di sebut sebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting
dimiliki oleh para ahli tafsir. Al Quran adalah mukjizat yang agung,
maka dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan al Quran dapat di ketahui.
.
8. Ilmu Qira’at, Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan
bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna
paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
.
9. Ilmu Aqa’id,
Ilmu yang sangat penting di pelajari ini mempelajari dasar-dasar
keimanan, kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin
diperuntukkan bagi Allah swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat
itu, seperti ayat:
“Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Qs. Al Faht 48]:10)
.
10. Ushu l Fiqih, Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil dalil
dan menggali hukum dari suatu ayat.
.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul, Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab
turunnya ayat al Quran. Dengan mengetahui sebab-sebab turunnya, maka
maksud suatu ayat mudah di pahami. Karena kadangkala maksud suatu ayat
itu bergantung pada asbabun nuzul-nya.
.
12. Ilmu Nasikh Mansukh, Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hokum uang sudah di hapus dan hokum yang masih tetap berlaku.
.
13. Ilmu Fiqih, Ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hokum-hukum yang rinci akan mudah mengetahui hukum global.
.
14. Ilmu Hadist, Ilmu untuk mengetahui hadist-hadist yang menafsirkan ayat-ayat al Quran.
.
15. Ilmu Wahbi, Ilmu khusus yang di berikan Allah kepada hamba-nya yang istimewa, sebagaimana sabda Nabi Saw..,,
“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui.”
.
Juga sebagaimana disebutkan dalam riwayat, bahwa Ali r.a. pernah
ditanya oleh seseorang, “Apakah rasulullah telah memberimu suatu ilmu
atau nasihat khusus yang tidak di berikan kepada orang lain?” Maka ia
menjawab, “Demi Allah, demi Yang menciptakan Surga dan jiwa. Aku tidak
memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman al Quran yang Allah
berikan kepada hamba-Nya.” Ibnu Abi Dunya berkata, “Ilmu al Quran dan
pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi.
.
Ilmu-ilmu yang telah diterangkan di atas adalah alat bagi para mufassir
al Quran. Seseorang yang tidak memiliki ilmu-ilmu tersebut lalu
menfsirkan al Quran, berarti ia telah menafsirkannya menurut pendapatnya
sendiri, yang larangannya telah di sebutkan dalam banyak hadist. Para
sahabat telah memperoleh ilmu bahasa Arab secara turun temurun, dan ilmu
lainnya mereka dapatkan melalui cahaya Nubuwwah.
.
Iman Suyuthi
rah.a. berkata, “Mungkin kalian berpendapat bahwa ilmu Wahbi itu berada
di luar kemampuan manusia. Padahal tidak demikian, karena Allah sendiri
telah menunjukkan caranya, misalnya dengan mengamalkan ilmu yang
dimiliki dan tidak mencintai dunia.”
.
Tertulis dalam Kimia’us Sa’aadah bahwa ada tiga orang yang tidak akan mampu menafsirkan al Quran:
.
(1) Orang yang tidak memahami bahasa Arab.
.
(2) Orang yang berbuat dosa besar atau ahli bid’ah, karena perbuatan
itu akan membuat hatinya menjadi gelap dan menutupi pemahamannya
terhadap al Quran.
.
(3) Orang yang dalam aqidahnya hanya
mengakui makna zhahir nash. Jika ia membaca ayat-ayat al Quran yang
tidak sesuai dengan pikirannya (logikanya), maka ia akan gelisah. Orang
seperti ini tidak akan mampu memahami al Quran dengan benar.
Wallohu a'lam

No comments:
Post a Comment