Hati-hati Modus Penipuan Baru Semakin Marak & Kiat-kiat untuk Menghindarinya
Ceritanya begini, Saldo tgl 05 700.000 ribu gaji kerja ku di timbul jaya motor kemarin. Hari ini pas mau ambil uang d atm ternyata
saldo tinggal 185.000. Langsung tancap gas otw Bank BCA tulungagung.
Ternyata ada nomer hp orang yg tak bertanggung jwab (082198910531) telah
mengambil saldo ku selama hari lebaran. 100 rb selama 6 hari berturut2.
Total 609.000 telah hilang dr atm tanpa saya ketahui.
Usut punya
cerita kata mbak teller nomer trsbut trhubung dengn rekening sya. Padahal saya tidak knal nomer rekning trsebut. Kmudian sya di tanya apa dlu
pernah dpt tlfun mengatas nama kan bank BCA llu menyuruh saya pergi k
atm untuk mengambil hadiah.??? Memori sya teringat 6 bln yg lalu pernah
di telfon. Logatnya kasar. Menyuruh saya sgra k atm untuk mengecek saldo
saya apa sudah bertambah 8 jt rupiah. Situasi seperti terhipnotis kata2
si penelfon. Sya sendri sudah tak ingat apa yg d ucapkan dlu. Ternyata
pd mesin atm ada amplikasi2 yg membuat nomer2 seseorang dpt tersingkron
dgn rekning kita. Dulu saldo saya sudah hilang 500.000 rb.. Saya sudah
ikhlaskan.. Sekarang di moment yg fitri sedang kantor2 tutup nomer2
tersebut telah beraksi menggerogoti saldo ku lagi..
Jika teman2
pernah mendapat telfon seperti saya sebaiknya segera cek ke bank yg
bersangkutan, adakah nomer asing yg tergabung pd buku rekening kita.
kalau ada segera blokir kan ke bank. Bisa jd suatu saat rekening anda di
grogoti sprti saya.
Berikut ini adalah 7 kiat untuk menghindari aksi pembobolan rekening ini:
1. Tak Kenal Maka Tak Sayang
Kenali
layanan yang digunakan dan cermati bagaimana cara kerja teknologinya
serta pahami aturan serta prosedur yang diterapkan terutama di dalam
aspek pengamanan. Bank memiliki banyak produk dan layanan, sudah
sepatutnya nasabah memahami dan dapat membedakan karakteristiknya.
Contoh layanan SMS/mobile banking dan Internet banking pada prinsipnya
adalah perluasan dari layanan ATM namun dengan fitur yang lebih terbatas
dibandingkan ATM. Artinya, tidak semua fitur yang tersedia di ATM
(misalnya ganti PIN) bisa digunakan pula di SMS/mobile banking atau
Internet banking.
Nasabah juga perlu mengetahui, bahwa untuk
dapat menggunakan SMS/mobile banking dan Internet banking, terlebih
dahulu harus memiliki kartu ATM dan PIN yang nanti akan digunakan untuk
aktivasi/ mendaftar. Bila nasabah telah paham kondisi ini, maka ybs.
dapat memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan layanan tersebut
sesuai kebutuhannya. Sebab tidak semua orang memanfaatkan online banking
bahkan kartu ATM pun belum tentu digunakan. Sementara sebagian bank,
terutama yang sudah online seolah menerapkan keharusan setiap nasabah
untuk memiliki kartu ATM.
Setelah memahami karakteristik layanan,
maka selanjutnya nasabah juga perlu mengetahui cara kerja teknologi
yang bekerja di balik layanan tersebut. Edukasi semacam ini seharusnya
menjadi tanggung jawab bank dan atau pihak penyedia teknologi seperti
misalnya operator selular dan provider Internet. Yang paling penting di
dalam edukasi ini adalah untuk menanamkan pemahaman dan disiplin kepada
nasabah prosedur pemanfaatan layanan dan teknologi yang benar, mengenali
kelemahannya dan juga sekaligus tata cara pengamanannya. Dengan
memahami resiko, nasabah akan lebih waspada.
Yang paling penting
bagi nasabah adalah, tidak ada keharusan untuk memanfaatkan semua
layanan, fitur dan teknologi yang ditawarkan. Sesuaikan dengan kebutuhan
anda, manakah yang paling mudah (dikuasai) dan paling nyaman untuk
digunakan di dalam menunjang aktivitas transaksi.
*) catatan:
anda punya pilihan untuk memilih bank dan jenis produk layanannya yang
paling sesuai dengan kebutuhan. Semua bank masih tetap memiliki layanan
teller konvensional dan punya cabang hingga ke pelosok, terutama
beberapa bank nasional maupun bank daerah milik pemerintah.
2. Mengetahui Jenis Kartu Transaksi
Khusus
untuk layanan yang menggunakan kartu sebagai media, ATM, debit, voucher
elektronik, kartu kredit, dlsb. perlu diketahui jenis kartu yang
dipakai. Pada prinsipnya saat ini ada 2 jenis kartu yaitu:
Magnetic
stripe card, mengikuti standar ISO/IEC untuk ukuran, bentuk,
karakteristik bahan magnetik yang digunakan,penempatan jalur pita
magnetik, hingga format penyimpanan data. Prinsipnya kartu jenis ini
menyimpan data di dalam pita magnetik yang kemudian dapat dibaca ulang
menggunakan alat yang memiliki head pembaca seperti di dalam perangkat
tape recorder, dengan cara digesekkan. Masyarakat awam menyebut jenis
kartu ini dengan istilah “kartu gesek” atau “swipe card”.
Cara
kerja teknologi magnetic stripe card pada dasarnya adalah seperti ini:
pada saat digesek itulah isi data pita magnetik dibaca, dikirim,
diterjemahkan dan diolah pemroses di sisi pusat untuk memeriksa
identitas pemegang kartu, validitas dari kartu itu sendiri dan juga
keabsahan transaksinya. Proses ini terjadi secara real time dan harus
online apabila unit pembaca dan pemrosesnya terpisah.
Kartu
magnetik digunakan luas oleh masyarakat untuk berbagai macam keperluan,
mulai dari kartu identitas karyawan/mahasiswa/pelajar, SIM hingga kartu
akses kamar hotel dlsb. bukan hanya untuk kartu ATM/debit atau kartu
kredit. Sehingga perangkat pembaca (reader/skimmer), maupun untuk
menulis (recorder) serta aneka software untuk enkripsi/dekripsi data
dijual bebas di pasaran. Bukan hal yang luar biasa apabila terjadi
penggandaan kartu ATM karena perangkatnya tersedia dan tidak memerlukan
keterampilan yang khusus untuk melakukannya. Apalagi teknologi ini sudah
digunakan selama sekitar 20 tahun sehingga berbagai macam kelemahan
telah diketahui luas dan karenanya sudah sepatutnya mulai digantikan
dengan teknologi lainnya yang lebih maju dan aman.
Kartu dengan
teknologi baru adalah jenis chip/smart card. Bentuknya seperti yang
digunakan pada telepon selular (GSM/CDMA SIM/RUIM card). Ukuran dan
formatnya diatur oleh standar internasional (ISO). Chip tersebut bisa
berfungsi sebagai memori saja maupun juga sebagai mikroprocessor atau
sekaligus keduanya. Pada dasarnya adalah sistem komputer dalam satu chip
yang ditanamkan pada kartu plastik. Cara kerjanya dapat melalui kontak
langsung dengan cara ditancapkan maupun secara nirkabel, cukup
ditempelkan dari jarak dekat pada mesin pembaca atau kombinasi keduanya
(hybrid) dan dapat digabungkan dengan teknologi lainnya seperti RFID
maupun biometric system.
Biasanya chip card ini juga masih
dipasang magnetic stripe untuk kebutuhan backward compatibility
(kompatibilitas mundur), terutama untuk aplikasi di sektor perbankan.
Karena belum semua jaringan layanan perbankan seperti mesin ATM, EDC
telah memiliki kemampuan pembacaan dan pengolahan smart card. Sehingga
magnetic stripe tetap dipasang di kartu yang sama sebagai backup.
Kelebihan
smart card terutama adalah kemampuan pengolahan transaksi secara
offline. Artinya tidak harus terkoneksi real time ke server atau
pengolah pusat. Ini dimungkinkan karena seluruh data pada dasarnya telah
ditanamkan di dalam chip, bukan hanya identitas tetapi juga termasuk
besarnya saldo atau dana yang tersedia. Bahkan dimungkinkan melakukan
transaksi langsung dari user ke user tanpa melalui bank. Sehingga kartu
jenis ini dapat digunakan untuk beberapa fungsi sekaligus misalnya saja
sebagai kartu ATM/debit dan juga sebagai kartu kredit dan voucher
sekaligus, jadi praktis.
Smart card juga relatif lebih aman
dibanding pendahulunya. Karena memiliki kemampuan processing sendiri
selain sebagai memori, maka relatif lebih sulit digandakan dibandingkan
jenis kartu magnetic stripe yang bersifat hanya sebagai memori saja.
Perlu peralatan khusus untuk mencetak smart card yang harganya jauh
lebih mahal dan oleh vendor hanya disediakan dalam jumlah terbatas.
Maka
demi keamanan, gunakan hanya kartu chip. Kalau bank belum memberikan
kartu chip, Anda harus minta ganti dan jangan menggunakan untuk
transaksi sebelum diganti. Aturan Bank Indonesia (BI), sejak Januari
2010 untuk kartu kredit yang boleh digunakan hanya kartu jenis chip.
*)
catatan: eksploitasi celah kelemahan smart card juga sudah banyak
terjadi dan ada banyak kasus dilaporkan. Misalnya penggandaan chip dan
pemindai jarak jauh untuk smart card berbasis teknologi RFID (kartu
voucher yang ditempelkan pada mesin EDC). Sehingga beberapa layanan
mulai membuat kombinasi sistem keamanan ganda tidak hanya berbasis PIN
dan password melainkan juga biometrik (sidik jari, retina dlsb.). Tapi
masalahnya adalah biaya dan kerumitan implementasinya.
3. Perlindungan Kartu Secara Fisik
Kalau
kartu anda dapat digunakan pada jaringan internasional, maka biasanya
akan memiliki kode 3 angka (CVV2) di belakang kartu Anda. Kecuali untuk
otorisasi transaksi online, kode CVV2 tidak akan pernah digunakan. Tutup
3 angka di belakang kartu dengan sticker, cellotape yang tidak
transparan. Untuk transaksi konvensional di mesin ATM, counter EDC
merchant kode CVV2 juga tidak diperlukan. Apabila kartu rusak, terlipat,
patah ataupun hilang, segera lakukan pemblokiran dan minta pengganti.
Catat nomor telepon hotline, customer service, fax dan alamat resmi bank
penerbit kartu. Gandakan catatan ini pada beberapa tempat yang berbeda
namun mudah diakses pada saat genting.
Untuk melindungi kartu
jenis RFID (misalnya voucher pra bayar elektronik), saat ini di pasaran
banyak dijual casing (seperti jaket/sleeve) anti pemindai. Di kalangan
underground banyak dijual peralatan ini (pemindai RFID) dengan harga
murah dan bahkan cukup mudah dibuat sendiri (homebrew).
4. Manajemen PIN dan Password
Langkah
pengamanan sendiri (self protection) yang perlu dilakukan adalah
mengganti PIN ATM, kartu debit/kredit, SMS/mobile banking dan password
Internet banking anda sesering mungkin. Parameter sederhana untuk
penggantian PIN dan password adalah misalnya ketika anda cukur rambut
atau ganti kaos kaki (yang mulai bau), atau ganti sikat gigi (karena
sudah mulai kusut) atau tiap kali cek tekanan roda kendaraan, itulah
saatnya mengganti PIN. Di stasiun pompa bensin biasanya ada mesin ATM
dan anda bisa mengganti PIN ketika sedang melakukan transaksi pembelian
BBM.
Selain itu simpanlah PIN di tempat aman dan sandikan catatan
itu dengan cara anda sendiri (misalnya dengan menyisipkan angka
tambahan), sehingga orang lain tidak mudah menebak PIN anda. Sedang
untuk password, sebaiknya gunakan kombinasi alfanumerik dan karakter
spesial apabila diijinkan oleh sistem. Gunakan frasa panjang (lebih dari
8 karakter) yang tidak mudah dimengerti maknanya secara harfiah. Yang
terakhir, jangan pernah memberitahukan PIN dan password kepada siapapun
termasuk kepada petugas bank dengan alasan apapun. Karena itu pintu
masuk segalanya.
Musuh utama masalah keamanan adalah perilaku
(behaviour) manusia itu sendiri, kebiasaan buruk yang diabaikan
(permisif). Sebagian besar insiden terjadi akibat eksploitasi kelemahan
secara sosial, sehingga tekniknya disebut dengan social engineering
(rekayasa sosial). Modus penipuan mengaku undian berhadiah atau petugas
bank yang sedang melakukan perawatan atau orang yang mengaku petugas
bank dan memberikan bantuan adalah contoh rekayasa sosial tersebut.
*)
catatan: manusia punya kelemahan dalam mengingat sejumlah besar PIN dan
password, apalagi harus diganti secara periodik. Anda dapat menggunakan
software komputer yang disebut password manager untuk mengelola aneka
PIN dan password serta perubahannya tanpa harus menghapalkan satu per
satu. Software tersebut yang akan melakukan perubahan periodik terhadap
password anda bahkan tanpa anda sendiri mengetahui/hapal isi
passwordnya. Sehingga teknik social engineering tak akan mudah
memperdaya anda. Anda cukup menghapal satu kata kunci pembuka sandi
software itu saja. Data hasil penyimpanan disandikan, sehingga walaupun
bisa diambil orang lain, tetap saja tidak bisa dibaca secara telanjang.
Dengan software ini anda dapat menyimpan dan mengamankan data di tempat
yang terpisah untuk memudahkan anda mengaksesnya dan untuk menghindari
single point of failure. Misalnya, bila anda hanya menyimpan data PIN
dan password di HP atau notebook, maka ada kemungkinan masalah bila
justru media itu yang hilang. Dengan software ini anda dapat menyimpan
data di sejumlah tempat dan bisa diakses dari manapun, di Internet
misalnya.
5. Tidak Mudah Percaya dan Lakukan Cross Check
Jangan
pernah memberikan informasi PIN, password dan data pribadi yang biasa
digunakan untuk otorisasi perbankan kepada siapapun dengan alasan apapun
termasuk pada customer service bank. Data pribadi seperti misalnya nama
gadis ibu kandung dan lainnya, walaupun bukan informasi yang rahasia,
namun oleh bank selalu dijadikan kata kunci otentikasi identitas
nasabah. Oleh karena itu, sebaiknya informasi tersebut diindungi, tidak
mudah diberikan kepada siapapun. Kecuali memang yakin bahwa itu prosedur
yang harus dilalui, misalnya ketika melaporkan kehilangan kartu.
Oleh
karena itu sangat penting bagi nasabah untuk memahami detail setiap
aspek layanan sehingga bisa membedakan manakah prosedur sesungguhnya dan
yang ternyata adalah jebakan.
Sekarang banyak sekali pihak
ketiga (misalnya perusahaan asuransi) dengan alasan ada kerja sama
dengan pihak bank penerbit kartu, menawarkan produknya secara
telemarketing dan anda diminta memberikan informasi pribadi tertentu
dengan alasan untuk keperluan otentikasi. Resikonya, apabila ternyata
bukan telemarketing tetapi dari sindikat pelaku fraud yang mencoba
mengkorek data dan informasi pribadi, anda tidak pernah tahu dan seolah
diposisikan tidak bisa melakukan cross check dalam situasi ini. Lebih
bijaksana bersikap tidak mudah percaya dan tetap cross check.
Berhati-hati
apabila menerima tawaran dari telemarketing, karena biasanya
persetujuan yang anda berikan akan diterjemahkan sebagai kesediaan untuk
melakukan auto debet terhadap account anda. Ini berbahaya, lebih baik
bila kurang yakin, anda meminta waktu untuk melakukan konfirmasi kepada
bank penerbit apakah benar pihak bank punya kerjasama dengan pihak
telemarketing tersebut dan bagaimana aturan main serta risikonya. Atau
tolak tawaran (telemarketing) itu. Kalau anda tertarik, cukup anda
tanyakan kepada petugs telemarketing tsb. nama produk dan siapa
penyelenggaranya. Selanjutnya anda sendiri bisa inisiatif yang
menghubungi penyelenggara jasa itu dan meminta untuk dilayani. Cara ini
lebih aman, lakukan cross check, walau ini perlu partisipasi aktif anda.
Banyak
modus kejahatan melakukan eksploitasi psikologis (bagian dari social
engineering), seperti di dalam tawaran telemarketing atau undian
berhadiah. Manusiawi apabila untuk sesaat seseorang akan merasakan
euforia ketika diberikan ucapan selamat karena mendapatkan hadiah besar.
Tetapi harus tetap waspada dan selalu melakukan cross check walaupun
biasanya pelaku akan menekan dengan cara memberikan ancaman halus berupa
batas waktu. Sesungguhnya anda tetap punya waktu untuk melakukan cross
check. Demikian juga dengan modus penipuan lain, seperti misalnya berita
darurat (sanak keluarga memerlukan tindakan medis segera) ataupun
perintah misterius dari seseorang yang mengaku sebagai petugas/aparat
keamanan. Informasi pribadi milik anda bisa saja digunakan untuk
memperdaya orang terdekat anda atau sebaliknya. Siapapun akan mengalami
kepanikan apabila ada kabar orang terdekat dalam kondisi kritis, apalagi
si pemberi kabar mampu meyakinkan memberikan data-data pribadi yang
sangat akurat, sehingga lalai untuk melakukan cross check.
Hal
lain yang perlu anda pahami adalah, tidak selalu informasi pribadi itu
akan digunakan untuk suatu tujuan jahat seperti penipuan dengan berbagai
macam modus yang telah dipaparkan di atas. Di dalam dunia underground
economy (pasar gelap di Internet), informasi pribadi seseorang adalah
komoditas yang sangat diminati dan dapat diperjualbelikan. Motif yang
pertama adalah untuk data marketing. Di dunia nyata, biaya survey market
sangatlah mahal dan seringkali harus memberikan kompensasi pada
responden. Maka, data informasi profile responden sangatlah berharga.
Bila ada yang menjual dengan harga murah, itu bisa menjadi suatu
penghematan besar. Motif yang kedua adalah sebagai media bagi jenis
kejahatan yang lain, seperti misalnya spammer – perusahaan marketing
online yang selalu haus alamat email baru untuk disebarkan unsolicited
mail, brosur dan aneka penawaran sampah. Ataupun digunakan para bot
master untuk menyebarkan malware, menginfeksi komputer anda dengan
trojan dan menggunakannya sebagai pasukan (bersama ratusan, ribuan
komputer lain yang terinfeksi) bots untuk menyerang pihak lain. Di dunia
cyber crime, seorang bot master (attacker) bisa disewa untuk melakukan
serangan terhadap pihak lain. Dan mereka memanfaatkan komputer anda
tanpa disadari. Motif yang ketiga, informasi rahasia anda digunakan
untuk tujuan pemalsuan identitas.
Kesimpulannya, jangan mudah
percaya dengan permintaan data pribadi. Baik itu melalui permintaan off
line, via telepon/telemarketing maupun ketika anda sedang online di
Internet. Selalu lakukan cross check dan apabila anda ragu, lebih baik
tinggalkan. Keamanan informasi pribadi anda lebih penting dan berharga
apabila dibandingkan aneka tawaran yang mungkin diberikan kepada anda.
*)
catatan: bank menerapkan suatu teknik pengamanan yang disebut dengan
psuedo security, yaitu serangkaian prosedur yang seolah merupakan
pengamanan padahal sebenarnya bukan. Prosedur itu diadakan untuk
menciptakan rasa aman semu bagi awam, baik itu nasabah maupun manajemen
bank itu sendiri. Misalnya, informasi pribadi yang seolah adalah rahasia
dan karenanya dijadikan basis data untuk otorisasi seperti nama gadis
ibu kandung. Pada prinsipnya nama gadis ibu kandung bukanlah informasi
yang rahasia, karena tentu saja banyak orang yang telah mengetahuinya.
Sehingga kalau ada yang berniat jahat, bisa saja mengumpulkan informasi
tersebut dan merangkainya sedemikian rupa untuk digunakan mengelabui
customer service bank (misalnya via phone banking). Kelemahan psuedo
security inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan fraud,
misalnya dengan kedok undian berhadiah atau mengaku sebagai customer
service bank, mitra asuransi dlsb. Istilah lain yang mirip dan sangat
dikenal di dalam dunia kemanan informasi adalah prinsip security through
obscurity. Alasan bank menerapkan pengamanan semu adalah justru demi
untuk kenyamanan nasabah, sebab bila sistem pengamanan yang sesungguhnya
diterapkan maka akan menyulitkan. Bila pengamanan makin ketat maka
tingkat kenyamanan dan kemudahan layanan akan semakin menurun.
6. Berhati-hati Saat Bertransaksi
Modus
kejahatan skimming sebenarnya tidak hanya dilakukan di mesin ATM, namun
juga terjadi pada transaksi di mesin EDC counter merchant. Bahkan modus
ini relatif lebih mudah dilakukan pelaku bila dibandingkan dengan ATM
skimmer karena tidak diperlukan kamera pengintip. Beberapa kasus sudah
pernah terbongkar sebelumnya. Pilih merchant yang anda yakini benar
reputasinya.
Awasi terus keberadaan kartu anda ketika berada di
counter merchant, jangan biarkan kartu dibawa kemana-mana dan digesek ke
mesin EDC yang berbeda berkali-kali. Lebih baik anda membatalkan
transaksi, tidak usah menandatangani apapun dan laporkan ke bank
penerbit apabila curiga dengan kondisi di suatu counter merchant. Kalau
memungkinkan periksa kondisi mesin EDC, apakah nampak ada perangkat
tambahan atau sambungan kabel tambahan yang mencurigakan. Tapi ini perlu
sedikit pemahaman teknis, pengguna awam tentu akan sulit membedakan.
Namun aksi anda yang seolah tahu kondisi mesin EDC itu mungkin bisa
mencegah pelaku dan mengurungkan niatnya.
Patut untuk diingat,
begitu kartu digesekkan ke mesin EDC, maka semua informasi penting di
dalam magnetic stripe akan tercatat oleh mesin EDC dan sebagian bahkan
akan di print out. Seperti nama, nomor kartu dan tanggal masa berlaku
(kadang kala tanggal mulai menggunakan). Seseorang tidak perlu punya
ingatan super untuk menghapal deretan kode angka yang tertera di kartu.
Kalau anda lengah cukup banyak waktu bisa digunakan pelaku untuk
mencatat informasi itu atau dengan teknik sederhana menggosok deretan
angka yang menonjol (embossed) pada kartu dengan kepingan uang logam
pada kertas karbon nota pembelanjaan yang selalu tersedia di meja kasir
(thrasing). Bahkan mereka bisa saling kerja sama misalnya berdua, satu
orang sengaja mengalihkan perhatian anda dan satunya yang membawa kartu
mencatat atau bahkan menggesekkan kartu anda ke mesin skimming yang
tidak terlihat. Maka sebaiknya anda berusaha terus mengawasi transaksi
tersebut.
Selalu berhati-hati dan harus melakukan pemeriksaan
berulang terhadap transaksi dan mencari tahu terlebih dahulu
kredibilitas merchant, ketika anda memutuskan untuk melakukan transaksi
online di Internet. Perhatikan pula produk yang dijual, apakah benar
memiliki kualitas seperti yang dijanjikan ataukah hanya tipuan?
Sebaiknya hanya lakukan transaksi di situs yang sudah terkenal dan
diketahui reputasinya. Selain lebih meyakinkan, kualitas barang yang
ditawarkan pun sesuai.
Banyak sekali situs transaksi online yang
tidak kredibel, untuk menjebak konsumen dan mendapatkan informasi kartu
kreditnya. Situs transaksi online yang kredibel biasanya memiliki
referensi dari pihak ketiga, ada jaminan transaksi pada pelanggan
(seperti asuransi, sistem tracking pengiriman barang, garansi). Periksa
semua referensi, apakah benar ada atau ternyata hanya tipuan. Lakukan
pencarian dengan search engine apakah ditemukan keluhan mengenai situs
transaksi tersebut.
Selalu gunakan kartu kredit atau kartu debit
yang paling rendah limitnya ketika melakukan transaksi online, untuk
antisipasi seandainya terjadi fraud. Atau yang lebih bijaksana, gunakan
layanan online payment (e-money) pihak ketiga seperti paypal untuk
menghindari transaksi langsung menggunakan kartu kredit. Anda dapat
mengisikan dana dari kartu kredit ke layanan uang elektronik dalam
jumlah yang terbatas sehingga aman dari upaya pembobolan. Selanjutnya
untuk transaksi dengan merchant online dilakukan dengan pembayaran
melalui e-money ini. Merchant yang bisa menerima pembayaran dengan
e-money punya kredibilitas yang meyakinkan karena dipercaya provider
e-money.
Namun bila tetap tidak yakin dengan keamanan kartu
kredit dan informasi pribadi anda, sebenarnya masih ada alternatif lain
untuk transaksi online, yaitu dengan menggunakan metode pembayaran wire
transfer. Cara ini lebih meyakinkan walaupun lebih lama prosesnya dan
anda harus menyediakan uang tunai serta tidak bisa menikmati manfaat
pembayaran tunda serta fasilitas cicilan tetap yang banyak ditawarkan
oleh kartu kredit. Wire transfer juga bisa digunakan untuk mengisi
e-money.
*) catatan: perlu diketahui, tidak semua mesin EDC di
counter merchant berasal dari bank, atau tidak dalam pengendalian dan
pengawasan bank sepenuhnya. Mesin EDC itu mungkin saja disediakan oleh
pihak ketiga (vendor outsourcing, perusahaan payment gateway dlsb.
Bahkan seperti mesin ATM ada pula yang menyewakan). Akibatnya sangat
mungkin terjadi penyimpangan mesin EDC.
7. Sadar Lingkungan Transaksi
Ketika
anda akan bertransaksi di mesin ATM, hal pertama yang harus anda
lakukan adalah mencari mesin ATM yang sekiranya aman. Pilihlah mesin ATM
yang berada di tempat terbuka dan selalu ramai dikunjungi dan selalu
diawasi keamanannya, misalnya di pusat perbelanjaan. Hindari mesin ATM
yang berada di lokasi yang terpencil, gelap, sepi dan tanpa penjagaan
atau pengawasan.
Kalau anda sedang terburu-buru, tidak sempat
memeriksa kondisi mesin ATM maka langkah paling aman adalah menggunakan
outlet yang ada di bank itu sendiri. Setiap kantor cabang, biasanya kini
telah menyediakan mesin ATM yang relatif terjaga kondisinya karena ada
petugas keamanan 24 jam (walaupun perlu dipahami bahwa tugas petugas
keamanan sebenarnya bukan mengamankan mesin ATM, melainkan menjaga
kantor cabang – mesin ATM termasuk properti kantor tsb.).
Periksalah
kondisi mesin ATM. Perhatikan mulut lubang card reader, apakah ada
bekas lem, tempelan atau benda lain yang mencurigakan (karena tidak
seharusnya berada di situ). Untuk memastikannya, goyangkan sedikit
apabila ada benda asing di sekitar mesin ATM (misalnya kotak pengumuman
yang ada di samping mesin ATM), celah di sekitar mesin atau di atap,
untuk memeriksa apakah tidak ada peralatan tersembunyi di dalamnya,
misalnya kamera. Pastikan mulut lubang card reader ATM telah dilindungi
dengan tutup anti skimmer. Cermati apa papan tombol numerik (keyboard)
telah dilindungi dengan penutup. Bila tidak yakin, ketika memasukkan
PIN, lindungi dan tutupi tangan anda sehingga sulit diintip. Periksa
pula apa tidak ada benda lain yang menutupi keyboard, karena pelaku
skimmer bisa saja memasang bantalan tambahan yang menyerupai keyboard
dan berfungsi sebagai keylogger (perekam keyboard). Bila anda tidak
yakin dengan prosedur ini, setiap saat anda bisa meninggalkan mesin ATM
tersebut dan mencari lokasi lain yang lebih terjamin keamanannya.
Jangan
pernah percaya dengan tawaran bantuan dari orang di sekitar mesin ATM
termasuk itu yang mengaku sebagai satpam atau petugas bank. Apabila anda
mengalami kesulitan, lebih baik telepon customer service bank dan
biarlah masalah anda diatasi oleh mereka – itu sebabnya mengapa anda
harus memiliki catatan nomor kontak resmi bank. Jangan pernah percaya
informasi dari orang lain di sekitar mesin ATM atau stiker yang seolah
menunjukkan nomor kontak resmi bank, karena bisa saja ternyata bukan dan
ini adalah jebakan pelaku fraud. Bila kartu anda tersangkut di mesin
ATM, maka tinggalkan saja tanpa melakukan apapun kecuali langsung
menghubungi CS bank segera diblokir dan meminta kartu baru. Ingat, dalam
prosedur pelaporan ini anda tidak akan diminta menyebut nomor PIN. Bila
CS atau yang mengaku CS bank menanyakan PIN, tutup saja teleponnya.
Jika
anda merasa mengalami penipuan ataupun kejanggalan, lebih baik laporkan
kepada bank atau apabila anda telah menderita suatu kerugian, laporkan
kepada kepolisian terdekat.
Kewaspadaan yang sama harus anda
terapkan ketika menggunakan Internet banking. Syarat utama yang harus
dipenuhi adalah memastikan bahwa terminal akses yang anda gunakan aman.
Gunakan selalu terminal akses milik anda sendiri (misalnya laptop) yang
anda yakini kemanannya. Bila anda menggunakan terminal akses publik
(misalnya di warnet, di kampus, di kantor) atau milik orang lain maka
pastikan bahwa terminal tersebut bersih dari virus, trojan dan aplikasi
berbahaya seperti key logger. Anda harus melakukan hard booting terlebih
dahulu sebelum bertransaksi untuk menghapus sejumlah program jahat yang
mungkin residen di memori (misalnya key logger) dan melakukan scan
menyeluruh dengan anti virus serta anti malware terbaru (sejumlah
aplikasi tools pemeriksa ini bisa anda pasang di sebuah media penyimpan
USB portabel). Proses ini perlu waktu.
Anda juga harus
membiasakan akses dengan menggunakan browser yang aman atau menggunakan
aplikasi browser portabel milik anda sendiri. Beberapa layanan Internet
banking sudah menyediakan keyboard virtual pada halaman web sehingga
anda tidak perlu memasukkan satu huruf atau angka pun dari keyboard
komputer. Cara ini lebih aman, namun ternyata belum semua bank
menerapkan. Anda juga harus dapat mengenali model penipuan menggunakan
teknik phising dan bagaimana cara menghindarinya serta disiplin untuk
tidak mengaktifkan opsi fitur otomatis merekam username dan password.
Setiap kali selesai melakukan transaksi, hapus pula cookies dan cache.
Tidak
cukup sampai di situ, anda juga harus memastikan keamanan saluran akses
yang digunakan. Bertransaksi Internet banking menggunakan layanan WiFi
(wireless) di sebuah cafe adalah contoh yang sangat tidak dianjurkan.
Karena layanan WiFi sangat rawan penyadapan dan teknik ini terlalu mudah
untuk dilakukan. Bisa jadi seorang pengguna laptop yang ada di seberang
meja anda itulah attacker yang sedang menyadap semua informasi penting
dari laptop anda dan mencatat transaksi Internet banking anda termasuk
username, password bahkan algoritma token bank.
Perlu anda
ketahui, walaupun sudah menggunakan pengaman token, namun bukan berarti
algoritma kunci dari tools ini tidak dapat didekripsi oleh pelaku
kejahatan. Dengan teknik tertentu token dapat dibobol dan diduplikasi
dengan menggunakan software tools pembongkar algoritma.
Menggunakan
terminal yang bersih dan diyakini keamanannya serta saluran fixed
(kabel) private saat melakukan transaksi melalui Internet banking adalah
pilihan yang paling bijaksana.
Terakhir, menggunakan layanan
SMS/mobile banking adalah jenis transaksi yang paling tidak aman karena
hanya mengandalkan otentikasi berdasarkan nomor HP dan PIN. Tidak ada
cara pengamanan tambahan misalnya koneksi yang terenkripsi, metode
otentikasi tambahan dan pemakaian token atau one time access code. Anda
perlu mengetahui bahwa nomor HP (di Indonesia hampir semua operator
menggunakan SIM/RUIM card) dapat dengan mudah digandakan (cloning).
Sedang PIN dapat dengan diperoleh misalnya melalui social engineering.
Maka, bila anda masih bisa melakukan transaksi dengan cara lain, tidak
selalu dalam kondisi mobile, tidak harus melakukan transaksi segera,
gunakanlah cara lain, hindari menggunakan fasilitas dan fitur serta
layanan SMS/mobile banking. Bahkan mungkin saja anda tidak perlu
mengaktifkan layanan ini apabila memang tidak memerlukannya.
Ketika
anda secara intensif memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi dan
mempermudah aktivitas kehidupan sehari-hari, maka sadarilah bahwa anda
juga harus memahami resiko yang menyertai dan memahami bagaimana cara
meminimalisir dampak yang mungkin terjadi. Perilaku waspada dan sadar
resiko itu menjadi tanggung jawab dan peran anda dalam upaya pengamanan.
Karena, your security is my security. Bukan hanya menjadi urusan bank,
pemerintah dan penyedia layanan.
Pihak Bank Indonesia, industri
perbankan, aparat keamanan dan pemerintah mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab kepada masyarakat untuk secara berkelanjutan memberikan
edukasi mengenal jenis layanan yang memanfaatkan teknologi,
karakteristik, aturan main dan resiko yang mungkin saja terjadi.
Kampanye semacam ini dapat mematikan niat dan modus pelaku kejahatan.

No comments:
Post a Comment